Sabtu, 12 Maret 2016

Ratusan Warga Ontrog Pabrik Pakan Ayam




POROS GARUT-. PABRIK pakan ayam yang berlokasi di Kampung Copong, Kelurahan Sukamantri Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut di ontrog ratusan warga. Setelah negosiasi mentok warga pun langsung membakar sejumlah tempat pengolahan pakan ternak tersebut.

Salah seorang warga Copong, Ujang (40), mengaku dirinya merasa terganggu terkait berdirinya pabrik pakan ayam di wilayahnya. Sebenarnya kata Ujang, tempat itu sempat beberapa kali di tutup namun masih membandel memaksakan untuk terus beroperasi.

“Peringatan secara baik-baik ternyata tidak diindahkan oleh pemilik pabrik. Jadi cara seperti ini terpaksa ditempuh warga,” kata Ujang dilokasi kejadian, Selasa (08/03).
Ditambahakan Yusef, warga Banyuresmi yang terkena dampak limbah, mengatakan, pihak pengelola dan Pemkab Garut tidak mengindahkan keinginan warga untuk memberhentikan kegiatan pengolahan limbah yang hampir satu tahun mencemari lingkungan.

"Kalau pemerintah tidak berani menutup kegiatannya, maka kami yang akan menghentikannya, " ungkapnya.

Masih menurut Yusef, sebenarnya warga setempat yang terkena dampak sudah cukup bersabar. Beberapa kali peringatan dan toleransi diberika kepada pemilik pabrik yang dimiliki oleh warga negara asing tersebut.

“Pokoknya siang malam warga di Copong sangat menderita akibat bau busuk menyengat dari pabrik pakan ternak tersebut,” ujarnya.

Di lokasi kejadian “ POROS GARUT” bau busuk menyengat sudah tercium ratusan meter dari lokasi pabrik pembuatan pakan. Bau bUsuk tersebut berasal dari bahan pakan ternak yang terdiri dari bulu ayam busuk dan tulang belulang hewan.

Sementara itu, Kapolres Garut, AKBP Arif Budiman menuturkan PT. Daeyol merupakan perusahaan pakan ternak dari bahan bulu ayam dan tulang sapi. Perusahaan tersebut sudah tak berizin karena bau busuk ke permukiman warga.

“Dulu ada izinnya tapi tidak diperpanjang karena bau. Bukan pabriknya yang dibakar. Tapi tempat penjemuran bulu ayamnya. Itu juga di luar area pabrik,” kata Arif.

Arif menambahkan, pabrik tersebut sudah disegel oleh Satpol PP. Sejak 12 Februari 2016, sudah tidak ada aktivitas dan produksi di pabrik tersebut. Pihak perusahaan pun tengah memindahkan mesin-mesinya dari Garut ke Surabaya.

“Kami jamin tak akan ada operasi lagi. Sekarang lagi proses pemindahan. Tidak ada kontrol dari dinas terkait membuat pabrik sempat beroperasi kembali,” ucapnya. (Ahmad Sadli)