Sabtu, 12 Maret 2016

Edan 18 Siswa SD Korban Sodomi





POROS GARUT-. Bisa jadi Korban prilaku sex memyimpang (sodomi) di Kabupaten Garut dalam bebera pekan belakangan ini memiliki rekor tertinggi, Jumlah korban pencabulan yang diduga dilakukan F (14 tahun), warga Kampung Cicayur , Desa Ciburuy, Kecamatan Bayongbong, bertambah menjadi 18 orang. Satu per satu korban pencabulan bocah laki-laki yang baru duduk di bangku kelas satu hingga lima SD ini telah menjalani pemeriksaan penyidik Unit Perlindungan Anak dan Perempuan sejak Selasa (1/3).
Pemeriksaan terhadap korban rencananya akan terus di lanjutkan. "Jumlah yang melapor menjadi 18 orang. Sebagian besar korban sudah menjalani pemeriksaan dan akan dilanjutkan hari ini,’’ kata Wakapolres Garut Kompol Anton Firmantono kepada para wartawan, Rabu (2/3).

Anton mengatakan, pelaku pencabulan juga sudah menjalani pemeriksaan. Namun, karena statusnya masih anak-anak, pelaku tidak ditahan oleh polisi. Dalam pemeriksaan tersebut, pelaku mengakui perbuatannya. Hanya saja, kata dia, pelaku hanya mengakui delapan korban pencabulannya. Pengakuan tersebut masih terus diperdalam oleh penyidik. 


"Pengakuannya pelaku hanya melakukan pencabulan terhadap delapan anak korban. Ini masih terus kita dalami,’’ ujar dia.
Salah satu orang tua korban mengatakan, saat mendampingi anaknya di Mapolres mengatakan, terungkapnya perbuatan cabul F salah satunya berkat pemberitaan kasus serupa yang diduga dilakukan penyanyi dangdut Saipul Jamil. Salah satu korban memberikan pengakuan telah dicabuli F kepada orangtuanya setelah menonton kasus Ipul, sapaan akrab Saipul di televisi.
"Jadi ada salah seorang anak saat menonton kasus Saipul Jamil dengan orang tuanya, anak tersebut menanyakan sodomi itu apa, setelah dijelaskan, anak tersebut mengaku pernah disodomi," katanya.  
Sebelumnya, Di tempat terpisah , M lingga Saputra Humas RSUD dr Slamet Garut  mengatakan,  para korban sudah di lakukan visum
 "Semula yang datang untuk meminta periksa visum itu 15 anak, kemudian pada Senin 29 Februari 2016 sore datang lagi dua anak menyusul. Mereka minta diperiksa visum di rumah sakit," katanya , Selasa (1/3).
Belasan anak-anak ini, berdomisili di daerah yang sama, yakni Kampung Cicayur Tonggoh, Desa Cintanagara, Kecamatan Cigedug, Kabupaten Garut. Saat divisum, mereka diperiksa di bagian anus oleh dokter anak dan dokter forensik.

"Dari keterangan dokter forensik, rata-rata keluhannya sama, yaitu sakit di bagian anus atau pantatnya. Diduga mereka korban pencabulan," terangnya. 

Menurut Lingga, hasil visum ke-17 anak ini baru akan diperoleh sekitar satu minggu.


"Sebab harus menunggu hasil lab dahulu," ucapnya.
Semenetara itu, guna merehabilitasi para korban pelecehan seksual di Kampung Cicayur Tonggoh, Desa Cinta Nagara Kecamatan Cigedug Kabupaten Garut. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia menurunkan tim untuk meninjau keadaan psikologis para korban di sana. Selain itu tim pun akan memberikan penyuluhan terhadap mereka tentang bahaya Sodomi.
Tim yang terdiri atas lima orang itu dibagi dua bagian, ada yang menghibur anak-anak dengan game dan ada yang memberikan penyuluhan kepada masyarakat, bagaimana mencegah putra putrinya dari pelecehan seksual. Kegiatan tersebut bertempat di Madrasah Diniyah Takmiliyah/RA Miftahul Ulum, Kampung Cicayur Tonggoh, Desa Cintanagara, Kecamatan Cigedug, Kabupaten Garut.
Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Garut yang juga isteri dari Bupati Garut Rudy Gunawan, Diah Kurniasari. Langsung menyambangi para orang tua dan korban yang tengah berkumpul di lobi Mapolres. Istri Bupati Garut itu nampak berkaca setelah melihat belasan anak anak kecil yang masih duduk di bangku SD telah menjadi korban pencabulan. Diah merasa miris dan tak tega membayangkan apa yang telah mereka alami sebelumnya. Diah tak henti hentinya memberikan motivasi baik kepada para orang tua korban maupun terhadap para korban yang saat itu langsung mengerubunginya. Bahkan sesekali istri sang Bupati ini memberikan wejangan kepada anak-anak agar kelak menjadi anak yang shaleh, rajin, dan berbakti kepada orang tua

“Saya sangat prihatin dengan adanya peristiwa ini. Terus terang tadinya saya masih merasa kurang percaya mendengar kabar ini. Namun setelah saya datang langsung ke Polres dan menyaksikan secara langsung para korban, saya benar-benar prihatin dan terenyuh,” komentar Diah yang ditemui di Mapolres Garut. 

Diah berjanji, P2TP2A akan memberi pendampingan kepada para korban. Selain itu, P2TP2A juga akan mendatangkan psikolog agar para korban tidak mengalami trauma.

”Kami ingin memberi semangat ke anak-anak ini. Semuanya harus kuat karena masa depannya masih panjang. Kasihan sekali mereka kalau sampai trauma karena peristiwa yang telah menimpa mereka,” ujarnya.

Terpisah, Bupati Garut Rudy Gunawan telah menyatakan kasus asusila yang dilakukan F (14) dengan korban mencapai belasan orang sebagai kejadian luar biasa.
Rudy berjanji akan menanggung semua biaya pengobatan dan pemulihan belasan anak korban sodomi tersangka F tersebut.
“Ini sebagai kejadian luar biasa (KLB) moral. Anak-anak yang jadi korbannya banyak. Apalagi pelakunya juga masih di bawah umur,” kata Rudy, Kamis (3/3/2016).
Rudy juga menjanjikan akan memberikan dukungan bagi setiap keluarga korban. 

“Biaya untuk pengobatan dan pemulihan gratis. Kami juga akan selalu memberikan dukungan bagi para korban,” ujarnya.
Dia berharap kasus ini tidak terulang di kemudian hari. Untuk itu, pihaknya segera memberikan sosialisasi kepada setiap sekolah, mengenai perilaku menyimpang yang harus dihindari. (Ahmad Sadli)